MENGGALI RAMADHAN
Pada zaman masa, Raja Iskandar Zulkarnain beserta pasukannya hendak berangkat menaklukkan suatu daerah.
Pagi hari sebelum berangkat, Iskandar Zulkarnain berpesan kepada pasukannya :
"Dalam perjalanan, nanti malam kita akan melintasi sungai.......
Ambillah apa pun yang terinjak yang ada di sungai itu."
Ketika malam gelap tiba dan pasukan Iskandar Zulkarnain melintasi sungai.
Ada tiga pasukan prajurit.....
Pasukan yang PERTAMA tidak mengambil apa pun yang terinjak di sungai karena yakin itu hanya batu.
Pasukan yang KEDUA mengambil alakadarnya yang terinjak di sungai, sekedar mengikuti perintah raja.
Pasukan yang KETIGA mengambil sebanyak-banyaknya yang terinjak di sungai sehingga tasnya penuh dan kepayahan meneruskan perjalanan karena penuhnya bawaan.
Setelah melanjutkan perjalanan dan tiba pagi hari, Iskandar Zulkarnain bertanya kepada pasukannya, apa yang kalian dapatkan semalam ?
Ketika para prajurit memeriksa tasnya, ternyata isinya intan berlian.
Prajurit yang tidak mengambil apa-apa sangat menyesalinya.
Prajurit yang mengambil ala kadarnya ada perasaan senang bercampur penyesalan.
Prajurit yang sungguh-sungguh mengambil merasa sangat berbahagia.
Cerita tersebut dikutip dari buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka.
Kita akan melewati Ramadhan....
Di dalamnya banyak sekali keberkahan. Dan kita memiliki 3 pilihan.
1. Melewati Ramadhan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun.
2. Melewati Ramadhan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya.
Atau
3. Melewati Ramadhan dengan bersungguhsungguh mengambil keberkahannya, yaitu dengan cara memperbanyak Ibadah dan amal kebaikan lainnya.
Hari ini TAMU AGUNG ITU telah DATANG, jangan sampai menyesal ketika dia telah pergi.
SYAHR MUBAARAK ALAINA WA ALAIKUM.....Ramadhan Kariim.....
Semoga kita dapat menjalani Ramadhan tahun Ini dgn baik dan kita termasuk golongan yang mendapatkan Ampunan, Rahmat dan Keberkahan Ramadhan....
Semoga Ramadhan di tahun 1443 H ini menjadi Ramadhan yang terbaik bagi kita dan keluarga .... Aamiiin Yaa Rabbal Aalamiiin
dikutip dari buku Tasawuf Modern karya Buya Hamka