gayatv
.Beranda Indonesia 7

Beranda Indonesia 7, brandi 7 ,

Breaking News

Flag Counter

Kisah Żul Qarnain

 


(Berandi7)Kisah perjalanan  Żul Qarnain

Dzulqarnain  

(bahasa Arab: ذُو ٱلْقَرْنَيْن, , IPA: [ðuː‿l.qar.najn]) adalah seorang tokoh dalam Al-Qur'an. Dia juga disebutkan dalam berbagai hikayat dan legenda rakyat. Kisah Dzulqarnain biasanya berpusat pada masalah pembangunan dinding yang menghalangi jalan masuk Ya'juj dan Ma'juj dan pengembaraannya ke berbagai belahan dunia.

Beberapa penafsir dan sejarawan Muslim telah berusaha mengidentifikasi jati diri Dzulqarnain dengan beberapa tokoh sejarah. Pendapat paling masyhur menyebutkan bahwa Dzulqarnain adalah Aleksander Agung, sedangkan beberapa ulama Muslim modern mengidentifikasikannya dengan Koresy Agung ataupun Sargon Agung, seorang Raja Akkadia Kuno yang menguasai Mesopotamia Kuno meliputi Sungai Eufrat dan Sungai Tigris yang sezaman dengan Nabi Ibrahim.[1] Pada umumnya telah disepakati kedudukan Dzulqarnain sebagai raja dan sifatnya yang saleh, tetapi masih terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai status kenabiannya.

Ayat 

"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah, 'Akan kubacakan kepadamu kisahnya.' Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu."

Al-Kahfi (18): 83-84

Nama

Dzulqarnain bukanlah nama pribadi, melainkan sebuah julukan. Kata Dzulqarnain sendiri sering dimaknai sebagai "pemilik dua tanduk." Terdapat beberapa pendapat dari para ulama tafsir mengenai asal-usul atau alasan penggunaan julukan ini.

           Kedua sisi batok kepalanya berupa tembaga dan membentuk seperti tanduk.[2]

           Menjadi penguasa Romawi dan Iran

           Dibunuh dan dihidupkan kembali. Disebutkan bahwa dia menyeru kaumnya untuk menyembah Allah, tapi dia kemudian dipukul tanduknya sampai meninggal. Allah menghidupkannya kembali dan dia kembali menyeru kaumnya. Kaumnya kembali memukul tanduknya lagi sampai meninggal.

           Telah melanglang buana ke sisi barat dan timur bumi

           Kekuasaannya mencapai dua tanduk matahari, yaitu dari timur ke barat

"Qarn" juga dapat diartikan sebagai "periode" atau "abad", dan nama Dzulqarnain oleh karena itu memiliki makna simbolis sebagai "Dia dari Dua Zaman".

Kisah[

Al-Qur'an[

Al-Qur'an menyebut nama Dzulqarnain sebanyak tiga kali.[b] dan kisahnya disebutkan dalam Surah Al-Kahfi (18): 83-102.

Al-Qur'an tidak memberikan penjelasan tersurat mengenai asal-usul Dzulqarnain, waktu dia hidup, atau nama negeri-negeri yang dia kunjungi. Secara garis besar, kisahnya dalam Al-Qur'an dibagi menjadi empat bagian:

Awalan

           18): 83-102. (83) Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, “Akan kubacakan kepadamu kisahnya.” (84) Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu,        

Perjalanan ke barat

            Al-Kahfi (18): (85) Maka dia pun menempuh suatu jalan. 

Al-Kahfi (18): (86) Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, “Wahai Zulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.”

 Al-Kahfi (18): (87) Dia (Zulkarnain) berkata, “Barangsiapa berbuat zalim, kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhannya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras.

 Al-Kahfi (18): (88) Adapun orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, maka dia mendapat (pahala) yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.”  


Perjalanan ke timur

            Al-Kahfi (18): (89) Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain).

Al-Kahfi (18):  (90) Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu, 

Al-Kahfi (18): (91) demikianlah, dan sesungguhnya Kami mengetahui segala sesuatu yang ada padanya (Zulkarnain).  

Qatadah menyebutkan bahwa kaum yang ditemui Dzulqarnain dalam perjalanan ke timur tinggal di tanah yang tidak bisa menumbuhkan sesuatu apapun. Apabila matahari telah terbit, mereka bersembunyi di liang-liang. Mereka keluar dan bekerja saat matahari terbenam.[5]

Membangun benteng untuk kaum yang terancam Ya'juj dan Ma'juj

 

Dzulqarnain dilukiskan sedang dalam perundingan pembangunan dinding besi Ya’juj dan Ma’juj, (lukisan miniatur abad ke-16 dari Persia.

            Al-Kahfi (18): (92) Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). 

Al-Kahfi (18): (93) Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan.

Al-Kahfi (18):  (94) Mereka berkata, “Wahai Zulkarnain! Sungguh, Yakjuj dan Makjuj itu (makhluk yang) berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?” 

Al-Kahfi (18): (95) Dia (Zulkarnain) berkata, “Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding penghalang antara kamu dan mereka. 

Al-Kahfi (18): (96) Berilah aku potongan-potongan besi!” Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, dia (Zulkarnain) berkata, “Tiuplah (api itu)!” Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata, “Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).” 

Al-Kahfi (18): Al-Kahfi (18): (97) Maka mereka (Yakjuj dan Makjuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya.

 Al-Kahfi (18): (98) Dia (Zulkarnain) berkata, “(Dinding) ini adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila janji Tuhanku sudah datang, Dia akan menghancurluluhkannya; dan janji Tuhanku itu benar.” 

Al-Kahfi (18): (99) Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Yakjuj dan Makjuj) berbaur antara satu dengan yang lain, dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya.  

Disebutkan bahwa Dzulqarnain sampai di suatu tempat yang terdapat dua gunung berdampingan. Di antara kedua gunung tersebut terdapat celah yang digunakan Ya'juj dan Ma'juj untuk masuk. Ya'juj dan Ma'juj (disebut Gog dan Magog dalam Yahudi dan Kristen) sendiri adalah kaum yang disebutkan suka berbuat kerusakan. Sebagian ulama menyebutkan bahwa mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh. Kaum yang mendapat kezaliman dari Ya'juj dan Ma'juj kemudian meminta tolong Dzulqarnain untuk membuatkan sebuah dinding pembatas di antara mereka agar Ya'juj dan Ma'juj tidak bisa keluar mengganggu mereka.


 Sebuah peta  Al-Idrisi (Selatan berada diatas) menunjukkan Ya'juj dan Ma'juj ditutupi dalam pegunungan gelap dibagian kiri-bawah dari daratan Eurasia.

(ald)

sumber : (aldo) dikutip dari berbagai sumber

 


'; (function() { var dsq = document.createElement('script'); dsq.type = 'text/javascript'; dsq.async = true; dsq.src = '//' + disqus_shortname + '.disqus.com/embed.js'; (document.getElementsByTagName('head')[0] || document.getElementsByTagName('body')[0]).appendChild(dsq); })();